#Review — Cheer Up, Drama Masa Muda Penuh Kenangan
Setelah dibombardir dengan beberapa reels Instagram yang lewat dari scene Drama Korea “Cheer Up”, akhirnya saya memutuskan untuk menontonnya, hitung-hitung menghilangkan penat, pikir saya.
Drama yang tayang pada paruh kedua di tahun 2022 ini, akhirnya bisa saya selesaikan dengan baik dan penuh senyum pada dua hari yang lalu. Agak sedikit telat memang, tetapi saya akan tetap menulis review singkat ini dengan sepenuh hati.
Drama ini dibintangi oleh aktor dan aktris muda berbakat seperti Han Ji-Hyun, Bae In-Hyuk, Kim Hyun-Jin, Jang Gyu-Ri, hingga Lee Eun-Saem. Cheer Up seolah menjanjikan kepada penontonnya bahwa cerita yang disajikan ini akan penuh kehangatan dan kenangan dari masa muda yang penuh cerita.
Do Hae-Yi (Han Ji-Hyun) is a student at Yonhee University. She is a bright and diligent person. Because of her family’s poor financial situation, she places a priority on making money rather than school. One day, Do Hae-Yi suddenly joins cheering squad Theia. She only joins the club for money. The cheering squad has existed for 50 years at Yeonhee University. While participating in the cheering squad, Do Hae-Yi experiences the joy of campus life and meets various people from Theia including Park Jung-Woo (Bae In-Hyuk), Jin Sun-Ho (Kim Hyun-Jin), Tae Cho-Hee (Jang Gyu-Ri), Joo Sun-Ja (Lee Eun-Saem ) and Bae Young-Woong (Yang Dong-Geun). Bae Young-Woong was once a member of Theia and he is an alumnus of Yonhee University. He supports the cheering squad financially and emotionally. (Dikutip dari: https://asianwiki.com/Cheer_Up_(2022))
Seperti yang sudah dikutip dari Asianwiki, Cheer Up menggambarkan masa muda di tahun pertama kuliah yang sangat menyegarkan dan penuh rintangan. Karakter Do Hae-Yi yang ceria, full of aegyo, tapi mempunyai sikap yang sangat dewasa ini benar-benar apik dibawakan oleh Han Ji-Hyun. Ia benar-benar sukses mengganti citra Joo Seok-Kyung di Penthouse.
Adapun karakter utama lain seperti Park Jung-Woo, yang merupakan kapten dari pemandu sorak Theia. Ia diceritakan sebagai orang yang begitu menyukai perannya sebagai kapten dan memiliki kepribadian yang lurus dan mematuhi peraturan yang berlaku. Lalu ada Jin Sun-Ho, diceritakan sebagai laki-laki dari keluarga kaya yang ahli memainkan perasaan perempuan, ia bahkan tidak ragu mengencani perempuan dan memutuskannya secara sepihak.
Warning! Spoiler Alert!
Mari kita kupas sedikit dramanya!
Pada episode pertama, drama dibangun dengan begitu baik, dari mulai pengenalan para karakter, latar tempat utama, konsep pemandu sorak, sampai genre yang diusung.
Kesan misteri yang dibangun pada episode pertama cukup solid, dari mulai kejadian beberapa tahun lalu sampai tiga ramalan Theia. Selain itu, motif villain yang dibangun juga cukup baik, sebagai penonton kita akan dibuat penasaran, siapakah dalang dibalik kejadian beberapa tahun lalu yang menimpa Yoo-Min, sampai teror yang menimpa Do Hae-Yi.
Namun sayangnya, drama ini ternyata lebih berfokus pada cinta segitiga yang berputar antara Do Hae-Yi, Park Jung-Woo, dan Jin Sun-Ho, ketimbang kesan misteri dari ramalan ketiga Theia yang meneror Do Hae-Yi.
Cheer Up sebenarnya memiliki banyak potensi jika lebih banyak menyoroti pemandu sorak, misalnya bagaimana mereka membuat jadwal latihan yang pasti akan sulit, karena masing-masing anggota memiliki jurusan yang berbeda. Kesan misteri dari villain juga kurang begitu kuat dan menonjol, hal ini seolah hanya bumbu yang mempersedap cerita.
Bahkan cuplikan Do Hae-Yi yang memakai baju kapten ternyata hanya sekadar bayangan atau mimpi. Saya pikir akan ada momen di mana Hae-Yi menjadi kapten selanjutnya dan benar-benar mendedikasikan dirinya untuk Theia. Namun ternyata, Min-Jae yang menjadi kapten. Yah, kalau dipikir-pikir memang Min-Jae lebih cocok dan berdedikasi untuk Theia, karena hal ini juga sempat disinggung oleh Sun-Ja bahwa Min-Jae memang orang yang lebih cocok berada di pemandu sorak.
Untuk masalah penggambaran karakter second lead yang banyak dibahas orang-orang, saya ternyata sangat setuju. Alih-alih Park Jung-Woo sebagai karakter utama pria, latar belakang Ji Sun-Ho lebih digambarkan dengan jelas, bahkan sampai terdapat scene flashback masa kecil Jin Sun-Ho.
Sementara itu, latar belakang Park Jung-Woo kurang digambarkan dengan jelas, memang sempat disinggung Jung-Woo kecil yang menyukai bintang, dan secuil cerita mengenai ayahnya yang entah kemana. Namun sayangnya, tidak ada scene flashback. Sepertinya kita memang disuruh menerka-nerka saja.
Jika membahas kisah cinta segitiga, saya akan berada pada Tim Jung-Woo. Menurut saya, Sun-Ho memiliki karakter yang menyebalkan, ia tetap mengejar-ngejar Hae-Yi bahkan ketika Hae-Yi sudah berulang kali menolak. Sun-Ho seolah menutup matanya dan terus berusaha menarik perhatian Hae-Yi, ia juga tidak peduli jika Hae-Yi sudah berpacaran dengan Jung-Woo. Bahkan di tengah itu, Sun-Ho sempat asal berpacaran dengan perempuan lain, dan memutuskannya secara sepihak karena masih terbayang-bayang akan Hae-Yi.
Saya sempat berpikir mengenai character development Sun-Ho, dan beruntungnya masih diberi hal tersebut, walaupun menurut saya character developmentnya kurang terasa.
Secara keseluruhan, saya tetap menikmati Cheer Up dengan baik. Tidak ada perasaan pahit atau kesal yang begitu besar ketika menontonnya. Seperti yang saya ungkap di awal paragraf bahwa drama ini “hitung-hitung menghilangkan penat”. Karena ketika menontonnya, saya dibuat tertawa, tersipu, sampai terharu.
Drama masa muda ini berhasil merampungkan ceritanya di episode 16 dengan mempercepat waktu pada tiga tahun setelahnya. Terasa penuh kenangan yang berarti untuk setiap karakternya, hal ini terlihat ketika mereka menari bersama dan terdapat kilas balik ketika menggunakan baju pemandu sorak.
Score: 8/10